Sabtu, 29 September 2018

Analisa Pengembalian Kredit Terhadap Profitabilitas Pada Pt. Banksumsel Babel Jakabaring Palembang

Analisa Pengembalian Kredit Terhadap Profitabilitas Pada Pt. Banksumsel Babel Jakabaring Palembang

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Perbankan Indonesia pernah mengalami keterpurukan sebagai efek dari   krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 yang berakibat pencabutan izin perjuangan bank sebab kesehatan bank yang buruk. Pemerintah sudah melaksanakan banyak hal dalam mengatasi krisis perbankan biar kondisi kembali stabil. Kondisi perbankan nasional secara umum ketika ini dalam keadaan yang baik dan stabil, namun faktanya masih terdapat kinerja bank yang dinilai tidak layak oleh Bank Indonesia (BI).
Sektor perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank selalu memegang akad untuk menjadi pendorong roda perekonomian atau sebagai development agent. Hal ini sanggup dilihat ketika sektor ekonomi mengalami penurunan maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi yaitu menata sektor perbankan. Oleh sebab itu pemerintah mempersembahkan perhatian khusus terhadap keberadaan perbankan dalam struktur perekonomian nasional.
Keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan perbankan sebagian besar berasal dari bunga proteksi yaitu sebagai hasil dari didiberikannya sejumlah kredit kepada para nasabahnya atau debitur. Karena kredit yaitu aset yang menghasilkan pendapatan bunga dari pengembaliannya, maka porsi kredit dalam aset perbankan sangatlah lebih banyak didominasi jumlahnya. Seperti yang sudah disebutkan bahwa profitabilitas menunjukkan pendapatan dimana salah satu pendapatannya diperoleh dari pendapatan bunga yang dihasilkan oleh pengembalian kredit, maka secara tidak eksklusif pengembalian kredit memiliki peranan yang sangat penting dalam mempersembahkan pendapatan bagi bank.
PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang sebagai salah satu bank pembangunan tempat (BPD) di Indonesia melaksanakan aktivitas perjuangan yakni menyalurkan kredit untuk keperluan investasi, konsumsi, dan modal kerja. Tujuan dari adanya penyediaan kredit bagi bank yaitu pengembalian kredit yang menghasilkan bunga dan sanggup meningkatkan pendapatan untuk pembiayaan aktivitas dan kontinuitas usaspesialuntuk. Oleh sebab itu kalau tingkat pengembalian kredit turun maka sanggup menjadikan pendapatan bunga dan keuntungan yang dihasilkan berkurang sehingga sanggup mengganggu pembiayaan operasional perusahaan. Selain itu tingkat pengembalian kredit juga sanggup menggambarkan kondisi kredit bermasalah yang sanggup mempengaruhi besarnya penyisihan untuk cadangan aktiva produktif dan kuat juga pada modal bank itu sendiri. Apabila tingkat pengembalian kredit turun maka akan memperbesar kredit bermasalah dan memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang pada kesudahannya sanggup mengurangi modal bank.
Profitabilitas yaitu salah satu aspek dalam evaluasi kinerja bank. Tingkat profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang bisa dihasilkan oleh suatu bank dalam satu atau setiap periode. Dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas ialah aspek yang mencerminkan kemampuan setiap perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas ialah salah satu elemen penting dalam evaluasi kinerja keuangan bank, bank harus selalu menjaga tingkat profitabilitasnya untuk kontinuitas usaspesialuntuk.
Perhitungan tingkat profitabilitas biasanya memakai analisis rasio. Rasio-rasio yang dipakai dalam perhitungan tingkat profitabilitas diantaranya Rasio Biaya Operasional, Net Profit Margin, Return on Assets, dan Return on Equity.
BI menetapkan standar tingkat profitabilitas melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, dimana bank wajib melaksanakan evaluasi Tingkat Kesehatan Bank secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
Berikut ini ialah tabel laporan keuangan PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang Periode 2006 - tahun 2011 beserta pos-pos yang mempengaruhi faktor profitabilitas:

Tabel 1.1
Laporan Keuangan
PT Bank Sumsel Babel Periode 2006 – Tahun 2011
(dalam Jutaan Rupiah)

Tahun
Laba Bersih
Total Aktiva
Modal Sendiri
Biaya Operasional
Pendapatan Operasional
2006
202.146
23.820.838
1.180.108
587.058
1.046.090
2007
292.013
29.050.818

1.541.659

661.641
1.556.435
2008
377.164
32.329.532
1.899.713
890.685
1.418.051
2009
549.968
33.873.407
2.322.033
969.402
1.703.600
2010
702.373
43.088.641
3.155.277
1.155.103
2.049.857
2011
842.504
54.292.503
3.863.806
1.401.542
2.414.621
Sumber : Bank Indonesia, diolah
            
Berdasarkan data di atas sanggup dilihat pertumbuhan keuangan yang fluktuatif pada PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh perkembangan profitabilitas dan mencoba merumuskan duduk kasus tersebut dalam judul : “ANALISA PENGEMBALIAN KREDITTERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK SUMSEL BABEL JAKABARING PALEMBANG”

Selengkapnya Klik: DOWNLOAD
Pengertian Akuntansi Dan Kegunaannya

Pengertian Akuntansi Dan Kegunaannya


1.      Pengertian akuntasi
Akuntansi yaitu suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta insiden yang bekerjasama dengan keuangan sehingga sanggup dipakai oleh orang yang menggunakannya dengan praktis dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata absurd accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia yaitu menghitung atau mempertanggungjawabankan. Akuntansi dipakai di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

2.      Pemakaian informasi secara interen atau ekteren

 Akuntansi dipergunakan oleh Intern perusahaan dan Eksteren perushaan
Intern perusahaan yaitu orang yang eksklusif berkecimpung/mengelola pusahaan tersebut dan ikut bertanggung balasan atas maju mundurnya perusahaannya
Interen perusahaan misalnya :
1 Manager ( Pimpinan Perusahaan)
2.Pemilik Perusahaan
               Ekteren perusahaan yaitu Orang yang tidak eksklusif mengelola perusahaan tersebut tetapi ikut bertanggung jawaban
Eksteren perusahaan misalnya :
1 Pemilik perusahaan
2.Bank
3.Investor
4.Kreditur
5.Karyawan
                Pemilik perusahaan sanggup dikatakan sebagai intern perusahaan dan juga sanggup dikatakan ektern perusahaan
contoh :Tn Agung mgmpunyai kendaraan beroda empat angkut, Ia, menjalankan angkut sendiri maka TN Agung disebut sebagai Interen perusahaan, apabila Tn Agung tidak menjalankan anggkut sendiri maka Ia disebut sebagai ekstern perusahaan

3.      Kegunaan akuntasi

Semua orang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan. Untuk menyerderhanakannya sanggup dibagi menjadi pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan.
a. Bagi Pihak Internal
Akuntansi mempunyai kegunaan untuk mencapai tujuan-tujuan diberikut :
  1. Menyusun planning kerja yang baik untuk pelaksanaan kegiatan tahap diberikutnya.
  2. Pengendalian, berdasarkan planning dan penerapan sistem akuntansi yang baik, sanggup dikontrol atau dinilai jalannya perusahaan.
  3. Pertanggungjawabanan, sehabis diadakan pencatatan terhadap tiruana transaksi dan kejadian, pada simpulan periode disusun laporan keuangan untuk disampaikan kepada pemilik atau pihak eksternal lain untuk mendapatkan penilaian.
b. Bagi Pihak Eksternal Akuntansi dipakai untuk sebagai alat menolong untuk mengambil keputusan ekonomi bagi pihak yang memerlukan.
                                                                    
4.      Bidang akuntasi

1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
     Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Bidang ini bekerjasama dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan yang dihasilkan bersifat serba guna (general purpose). Akuntansi Keuangan yaitu bidang akuntansi yang kegiatannya meliputi pencatatan kegiatan finansial yang bertujuan untuk sanggup menyajikan laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan keuntungan rugi dan laporan perubahan modal atau laporan keuntungan ditahan selama jangka waktu tertentu. Laporan keuangan ini sanggup dimanfaatkan oleh pihak- pihak yang membutuhkan sebagai informasi guna pengambilan keputusan dan kebijakan yang rasional dan relevan.

2. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)

       Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) yaitu bidang Akuntansi yang melaksanakan kegiatan investigasi terhadap hasil pencatatan dan laporan keuangan suatu badan, baik perusahaan maupun pemerintah.Bidang ini bekerjasama dengan audit secara bebas  terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit yaitu biar informasi akuntansi  yang disajikan sanggup mendapatkan amanah namun terdapat tujuan lainnya  seperti ketaatan terhadap kebijakan, mekanisme serta menilai efesiensi dan efektifitas suatu kegiatan. Konsep yang mendasari  auditing yaitu adilitas dan independensi dari pemeriksa serta kerahasiaan serta pengumpulan bukti-bukti yang cukup relevan.

3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

       Akuntansi Managemen yaitu bidang Akuntansi yang bertujuan mempersembahkan informasi kepada manajemen dalam menjalankan usaspesialuntuk. Banyak hal yang terdapat dalam Akuntansi Biaya yang data-datanya dimanfaatkan oleh Akuntansi Manajemen. Jadi, meskipun kedua bidang akuntansi ini tidak sama tujuannya, namun dalam pelaksanaannya sanggup dilakukan secara bersamaan
Beberapa Kegunaan Akuntansi Managemen yaitu mengendalikan kegiatan  perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. Pengendalian perusahaan melalui acara yang dijalankan (activity based management) ialah tren baru dalam akuntansi manajemen.

4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

        Akuntansi Biaya yaitu bidang Akuntansi yang mencatat dan menghitung serta menganaiisis data biaya pada perusahaan industri dalam perjuangan memilih besalnya harga pokok produksi suatu barang atau produk. Untuk itu dengan Akuntansi Biaya akan didapatkan laporan harga untuk menyusun laporan keuangan.
Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya. Akuntansi biaya sudah mengarahkan pada penetapan biaya berdasarkan acara (activity based costing). Fungsi utama akuntansi biaya yaitu mengumpulkan dan menganalisis data terkena biaya, baik biaya yang sudah maupun yang akan terjadi.

5. Akuntansi Perpajakan

       Perpajakan yaitu Bidang Akuntansi yang menekankan pada duduk kasus pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atau perseorangan kepada pemerintah. Dalam perpajakan akan dibahas tentang hukum-hukum dan perhitungan-perhtiungannya dalam perjuangan tetapkan besamya pajak tersebut.

6. Peranggaran (Budgeting)

       Peranggaran yaitu bidang Akuntansi yang melaksanakan kegiatannya dengan menyusun anggaran, baik pendapatan maupun biaya atas dasar. pedoman-pedoman tertentu maupun standar dari suatu badan. Anggaran ialah pemikiran bagi perusahaan, perorangan atau pemerintah dalam melaksanakan kegiatan finansialnya di masa yang akan hadir.
Bidang ini bekerjasama dengan penyusunan planning keuangan terkena kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa hadir serta analisis dan pengawasannya. Anggaran yaitu masukana untuk menjabarkan tujuan perusahaan. Anggaran meliputi planning kegiatan yang akan dilaksanakan serta nilai uangnya di masa hadir.

7. Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)

       Akuntansi Pemerintahan yaitu bidang Akuntansi Keuangan yang diterapkan di forum pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan ini bertujuan untuk menyajikan laporan keuangan, pengendalian dan pengawasan keuangan pemerintah/negara. Akuntansi pemerintahan diharapkan sanggup mengatur manajemen keuangan negara dengan baik’
Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi di badanpemerintahan. Akuntansi pemerintahan menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari manajemen keuangan negara.

8. Sistem Akuntansi (Accounting System)

       Sistem Akuntansi yaitu bidang Akuntansi yang melaksanakan kegiatan dengan merancang cara melaksanakan pencatatan akuntansi supaya aman, efektif dan efisien, mulai dari mengorganisir dokumen, formulir-formulir dan menyusun mekanisme pencatatannya.

5.      Propesi akuntasi atau dasar hukumnya
 Dasar aturan pelaksanaan akuntansi (pembukuan) bagi perusahaan di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 6 dan Undang-Undang Perpajakan No. 16 Tahun 2000 pasal 28.
1.      Pasal 6 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang)
Ayat 1. Setiap orang yang menyelenggarakan suatu perusahaan diwajibkan membuat catatan-catatan dengan cara demikian sehingga sewaktu-waktu dari catatan itu sanggup diketahui segala hak dan kewajibannya.
Ayat 2. Dari tahun ke tahun, dalam waktu enam bulan yang pertama dari tiap-tiap tahunnya ia diwajibkan menanhadirani sendiri sebuah neraca yang tersusun sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu.
Ayat 3. la diwajibkan menyimpan selama tiga puluh tahun untuk bukubuku dan dokumen sumber yang bersangkutan. Dan ia pun diharuskan menyimpan surat-surat kawat dan surat-surat lain selama sepuluh tahun.

2.      Pasal 7 KUHD
Hakim bebas untuk kepentingan masing-masing akan mempersembahkan kekuatan bukti sedemikian rupa kepada pemegang buku setiap pengusaha, sebagaimana berdasarkan pendapatnya dalam tiap-tiap insiden harus didiberikannya.
3.      Pasal 12 KUHD
Tiada seorang sanggup dipaksa akan menunjukkan buku-bukunya, melainkan untuk keperluan mereka yang eksklusif berkepentingan terhadap buku-buku itu sebagai waris, sebagai yang berkepentingan dalam suatu perusahaan, sebagai pesero, sebagai perangkat seorang pengurus atau wakil, dan hasilnya pun dalam hal kepailitan.
Peraturan pokok yang mengatur pembukuan tercantum dalam KUHD pasal 6 yang berbunyi: Mewajibkan pada setiap orang yang menjalankan perusahaan untuk mengadakan catatan-catatan terkena keadaan kekayaan perusahaan dan terkena tiruana hal tentang perusahaannya sedemikian rupa sehingga setiap ketika sanggup diketahui hak dan kewajibannya.
Selain itu, kewajiban pelaksanaan pembukuan bagi perusahaan di Indonesia diatur dalam UU Perpajakan No. 16 Tahun 2000 pasal 28 yang di antaranya mengatur ketentuan-ketentuan sebagai diberikut.

1)   Orang atau tubuh yang melaksanakan kegiatan perjuangan atau pekerjaan bebas di Indonesia harus mengadakan pembukuan yang sanggup menyajikan keterangan-keterangan yang cukup untuk menghitung penghasilan kena pajak atau harga perolehan dan penyerahan barang atas jasa guna penghitungan jumlah pajak terutang berdasarkan ketentuan-ketentuan perundang-undangan perpajakan.
2)   Bagi wajib pajak yang berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan dibebaskan dari kewajiban untuk mengadakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya harus menyelenggarakan pencatatan untuk dijadikan dasar pengenaan pajak terutang.
3) Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memerhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan perjuangan yang sebenarnya.
4)      Pembukuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya terdiri atas catatan yang dikerjakan secara teratur tentang keadaan kas dan bank daftar utang piutang dan daftar persediaan barang dan pada setiap tahun pajak berakhir wajib pajak harus menutup pembukuannya dengan membuat neraca dan perhitungan rugi/laba berdasarkan prinsip pembukuan yang taat asas (konsisten) dengan tahun sebelumnya.
5)    Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan memakai abjad latin, angka arab, satuan mata uang rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau bahasa absurd yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
6)   Pembukuan atau pencatatan dan dokumen yang menjadi dasarnya serta dokumen lain yang bekerjasama dengan kegiatan perjuangan atau pekerjaan bebas wajib pajak harus disimpan selama 10 tahun.

Dari pembahasan pada potongan 6 kita sudah mengetahui, bahwa tahap terakhir dari proses akuntansi yaitu tahap penyusunan laporan keuangan yang terdiri atas laporan keuntungan rugi, laporan perubahan modal, neraca dan laporan arus kas.

4.      Penggolongan transaksi

Pencatatan transaksi keuangan
Transaksi yaitu kejadia/kondisi yang menimbulkan perubahan terhadap harta, utang dan modal perusahaan, sehingga harus diproses mulai dari pencatatan hingga dengan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Pencatatan transaksi keuangan yaitu tahap yang paling pertama yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu identifikasi dan pengukuran, pencatatan ke dalam jurnal dan penggolongan ke dalam rekening buku besar.
Penggolongan transaksi keuangan perusahaan
Transaksi keuangan perusahaan digolongkan menjadi 2, yaitu :

Transaksi keuangan internal
Adalah transaksi yang terjadi secara internal tanpa melibatkan pihak dari luar perusahaan.
Transaksi keuangan eksternal
Adalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan pihak lain di luar perusahaan.
Berikut ini pengertian dan bentuk beberapa bukti transaksi :

a. Bukti transaksi internal perusahaan
adalah bukti transaksi yang dibentuk dan juga beredar di lingkungan perusahaan itu sendiri, yaitu :
1) Bukti kas masuk, yaitu tanda bukti bahwa perusahaan sudah mendapatkan uang secara cash atau secara tunai.
2) Bukti kas keluar, yaitu tanda bukti bahwa perusahaan sudah mengeluarkan uang tunai, menyerupai pembelian dengan tunai atau pembayaran penghasilan, pembayaran utang atau pengeluaran-pengeluaran yang lainnya.
3) Memo, yaitu bukti pencatatan antar potongan atau manager dengan bagian-bagian yang ada di lingkungan yang lainnya.

b. Bukti transaksi eksternal
adalah bukti pencatatan transaksi yang bekerjasama dengan pihak luar perusahaan. Misalnya kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit, dan cek.
1. Faktur yaitu tanda bukti sudah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit
2. Kuitansi yaitu bukti penerimaan sejumlah uang yang ditanda tangani oleh akseptor uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut.
3. Nota yaitu bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai.
4. Nota debet yaitu bukti perusahaan sudah mendebet asumsi langganannya disebabkan lantaran aneka macam hal.
6. Nota kredit yaitu bukti bahwa perusahaan sudah mengkredit asumsi langganannya yang di sebabkan oleh aneka macam hal.
7. Cek yaitu surat perintah yang di buat oleh pihak yang mempunyai rekening di bank, biar bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek tersebut.

5.      Konsep dasar akuntasi

Menurut "Prinsip Akuntansi Indonesia 1984" konsep-kon­sep yang mendasari pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan yaitu sebagai diberikut:

1. Kesatuan Akuntansi
Pada dasarnya perusahaan dianggap terpisah dari pemilik­nya. melaluiataubersamaini kata lain, harta atau kekayaan perusahaan dipisahkan dari harta atau kekayaan pemilik. Semua setoran pemilik pada perusahaan dicatat sebagai pemanis mo­dal perusahaan, sedangkan pengambilan kekayaan oleh pemilik dicatat sebagai pengurangan modal melalui asumsi prive. INI yang dimaksud dengan konsep kesatuan akun­tansi (Business Entity Concept).
Pemisahan tersebut ialah faktor utama untuk mem­bebani pada perusahaan, sebagai suatu kesatuan akuntansi, dengan kewajiban-kewajiban untuk mempertanggungjawaban­kan keuangan perusahaan pada pihak-pihak yang berke­pentingan.
Kesatuan akuntansi ini tidak perlu harus sama dengan batas hukumnya, sebagai contoh, perusahaan induk dan anak perusahaan ialah entitas aturan tersendiri, te­tapi penggabungan acara perusahaan-perusahaan terse­but untuk tujuan akuntansi dan pelaporan tidak menyim­pang dari konsep kesatuan ekonomi. Demikian pula suatu departemen atau divisi sanggup dipandang sebagai entitas tersendiri, namun biasanya laporan yang dikeluarkan oleh unit tersebut spesialuntuk ialah dasar untuk mengevaluasi prestasi masing-masing departemen atau divisi dan me­rupakan potongan dari laporan keuangan perusahaan yang lengkap.

2. Kesinambungan
Suatu kesatuan ekonomi diasumsikan akan terus melanjut­kan usaspesialuntuk dan tidak akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya. Asumsi ini mempersembahkan pemberian yang berpengaruh untuk penyajian aktiva berdasarkan harga perolehan­nya dan bukan atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang sanggup direalisasi pada ketika likuidasi. misal yang terperinci dari dianutnya konsep kesinambungan ini yaitu dalam pelaporan aktiva tetap; aktiva dicatat berdasarkan harga perolehannya dan disusutkan dengan cara yang sistematis tanpa adanya petunjuk terkena nilai yang sanggup direali­sasi pada ketika pelaporan. .

3. Periode Akuntansi
Ada dua alasan utama perlunya penerapan konsep ini. Pertama, citra yang lengkap dan sempurna terkena ke­suksesan suatu perusahaan spesialuntuk sanggup diperoleh pada ketika perusahaan itu menghentikan kegiatannya dan mencairkan hartanya menjadi kas. Akan tetapi, banyak keputusan yang harus diambil selama berlangsungnya kegiatan perusahaan dan mustahil menunggu hingga perusahaan itu menghentikan usaspesialuntuk. Karena perusahaan dianggap se­lalu melaksanakan kegiatan usaspesialuntuk (Going Concern), maka kegiatannya dibagi dalam periode-periode sehingga perkembangan perusahaan sanggup dicatat secara periodik pula. melaluiataubersamaini penyajian laporan keuangan secara periodik, di­harapkan sanggup memmenolong pihak-pihak yang berkepenting­an dalam pengambilan keputusan.
Alasan kedua, yaitu perlunya informasi akuntansi se­cara periodik untuk maksud-maksud perencanaan per­usahaan. Untuk itu diharapkan laporan keuangan yang te­pat, dalam arti harus menyajikan data yang sesuai dengan periode laporan keuangan. Oleh lantaran itu, transaksi-tran­saksi perusahaan harus dicatat pada ketika terjadinya. Misal­nya, pada bulan Desember 1985 perusahaan berhak atas penghasilan sewa sebesar Rp.150.000, tetapi berdasarkan per­janjian gres akan diterima pada tanggal 15 Januari 1986. Menurut konsep ini, penghasilan sewa tersebut harus di­catat sebagai penghasilan tahun 1985.

4. Pengukuran dalam Nilai Uang
Mengingat peranan khusus unit moneter sebagai alat peng­ukur/pertukaran di dalam perekonomian, akuntansi ke­uangan memakai uang sebagai denominator umum da­lam pengukuran aktiva dan kewajiban perusahaan beserta perubahannya. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa informasi nonmoneter tidak tercakup dalam sistem akun­tansi perusahaan; ,informasi ini juga diikutsertakan, tetapi informasi utama pada laporan keuangan diukur dalam ni­lai uang biar mempersembahkan dasar penafsiran yang universal bagi pembaca laporan. Di  dalam akuntansi konvensional, daya beli uang (dalam hal ini rupiah) diasumsikan tidak berubah. Dalam periode di mana terjadi fluktuasi yang besar dalam nilai rupiah, harus diperhatikan bahwa infor­masi akuntansi yang tidak sensitif terhadap perubahan da­lam nilai uang menjadi kurang relevan untuk aneka macam tujuan pengambilan keputusan.

5. Harga Pertukaran
Akuntansi mengasumsikan bahwa harga yang disetujui pada ketika terjadinya suatu transaksi ditentukan secara adil oleh pihak-pihak yang bersangkutan serta di­dukung oleh bukti-bukti yang sanggup diperiksa kelayakan­nya oleh pihak bebas (netral), dan karenanya ialah dasar paling sempurna untuk pencatatan akuntansi. Berdasarkan asumsi ini, transaksi keuangan harus dicatat sebesar harga pertukaran, yaitu jumlah uang yang harus diterima atau dibayarkan untuk transaksi itu. Misalnya, pada tahun 1980 perusahaan membeli kendaraan seharga Rp.15.000.000. Bila tidak ada perubahan-perubahan yang mengakibatkan kapi­talisasi biaya, maka hingga tahun 1985 harga kendaraan yang tercantum pada laporan keuangan tetap sebesar Rp.15.000.000.
Meskipun demikian, dengan dianutnya konsep ini tidak berarti bahwa seluruh aktiva yang diperoleh harus tetap menunjukkan jumlah harga tiruanla selama jangka waktu hidup perusahaan. Sejalan dengan silamnya waktu, harga aktiva yang tercantum dalam laporan keuangan mengalami perubahan, baik lantaran pengalokasian harga perolehan ak­tiva yang bersangkutan sepanjang masa manfaatnya, atau disebabkan oleh acara tertentu dari perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan.

6. Penetapan Beban dan Pendapatan
Penentuan keuntungan periodik dan posisi keuangan dilakukan berdasarkan metode akrual yaitu dikaitkan dengan peng­ukuran aktiva dan kewajiban serta perubahannya pada ketika terjadinya, bukan spesialuntuk sekadar pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang. Penentuan keuntungan periodik pada da­sarnya menyangkut dua masalah, yaitu ratifikasi pen­dapatan selama periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan perjuangan untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Pendapatan dihitutng sesuai dengan prinsip reali­sasi, yaitu pada ketika transaksi pertukaran sudah terjadi. Pembebanan biaya sedapat mungkin dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode diakuinya pen­dapatan; namun untuk biaya tertentu-meskipun tidak da­pat dihubungkan dengan pendapatan, pelaporan dilaku­kan dalam periode terjadinya beban, lantaran beban tersebut mempersembahkan manfaat untuk periode berjalan atau tidak mempersembahkan manfaat lagi .untuk masa menhadir.
Makalah Sosial Antropologi

Makalah Sosial Antropologi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Manusia dan kehidupannya selalu menarikdanunik untuk kita kaji. Hal itu disebabkan objek kajiannya yaitu diri kita sendiri maupun orang-orang disekitar kita. Ilmu yang mengkaji problem kehidupan insan salah satunya antropologi/sosiologi.
Antropologi yaitu salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari ihwal budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berpertama dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, moral istiadat, budaya yang tidak sama dari apa yang dikenal di Eropa.Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang ialah masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal tempat yang sama.
Sosiologi yaitu salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari ihwal hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, memseriuskan kajiannya pada tugas dan kedudukan individu dalam masyarakat serta korelasi diantara keduanya. Antropologi menyerupai mirip sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Antropologi/Sosiologi
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu.Antropologi mempelajari insan sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.Antropologi yaitu salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari ihwal budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berpertama dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, moral istiadat, budaya yang tidak sama dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang ialah masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal tempat yang sama, antropologi menyerupai mirip sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu “socius” dan “logos”. Socius berarti kawan, kawan, dan masyarakat. Logos berarti ilmu pengetahuan atau pikiran. Para ahi mendefenisikan sosiologi sebagai diberikut:

1.      Emile Durkheim
Sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari fakta sosial.
2.      Soerjono Soekanto
Sosiologi yaitu ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum masyarakat.
3.      Paul B.Horton
Sosiologi yaitu ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

B.     Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat menghipnotis kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut terjadi pada banyak sekali bidang kehidupan, tingkah laris termasuk pola hidup anggota masyarakatnya. Pengaruh perubahan sosial budaya tersebut menyebar dengan cepat ke banyak sekali masyarakat. Walaupun demikian, tidak tiruana perubahan tersebut sanggup diterima oleh tiruana masyarakat. Karena ada efek perubahan sosial budaya yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif.

a.      Respon Masyarakat terhadap Perubahan sosial Budaya
Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial budaya tidak sama-beda sesuai dengan kondisi masyarakatnya dan bentuk perubahannya. Perubahan yang menyangkut nilai dan norma yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang sudah usang dianut masyarakat akan menumbulkan gejolak dalam masyarakat untuk menolaknya melalui banyak sekali cara, menyerupai demonstrasi, mengadu ke forum non pemerintah dan pemerintah.
Ada masyarakat yang praktis mendapatkan perubahan sosial budaya, namun ada pula masyarakat yang susah menerimanya. Masyarakat yang susah mendapatkan perubahan biasanya yaitu pada masyarakat tradisional, yang mempunyai ciri-ciri sebagai diberikut :
a.       Bersifat sederhana
b.      Memiliki daya guna dan produktifitas rendah
c.       Bersifat tetap atau monoton
d.      Memiliki sifat irasional, yaitu tidak berdasarkan pikiran yang rasional ( masuk nalar ) dalam hal tertentu
e.       Cenderung meragukan budaya ajaib yang akan masuk ke dalam masyarakat tersebut
Sedangkan masyarakat modern lebih praktis mendapatkan perubahan sosial budaya lantaran mempunyai ciri-ciri sebagai diberikut :

a.       Bersifat dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman
b.      Berdasarkan nalar pikiran dan berbagi sikap efisiensi dan efektivitas
c.       Tidak terlalu terikat pada kebiasaan atau tradisi masyarakat
      Perubahan sosial budaya praktis atau sanggup diterima masyarakat yaitu jikalau :
a.       Unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar bagi kehidupan
b.      Peralatan yang praktis digunakan dan mempunyai manfaat bagi kehidupan
c.       Unsur kebudayaan yang praktis menyesuaikan dengan unsur kebudayaan yang sudah ada dalam masyarakat.
      Sedangkan perubahan sosial budaya susah diterima masyarakat yaitu jikalau :
a.       Unsur kebudayaan yang menyangkut kepercayaan, contohnya idiologi dan falsafah hidup
b.      Unsur kebudayaan yang dipelajari  pada taraf pertama proses sosialisasi yaitu nilai dan norma
b.      Dampak Perubahan Sosial Budaya pada Masyarakat
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat menimbulkan terjadinya perubahan sikap masyarakat. Perubahan sosial budaya tersebut membawa dampak positif dan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat.
1.      Dampak Positif Perubahan Sosial Budaya
Dampak positif perubahan sosial budaya yaitu perubahan yang membawa dampak menguntungkan atau mempersembahkan kebaikan bagi kehidupan masyarakat, antara lain :
a.      Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa mendorong masyarakat hidup lebih maju, lantaran dengan ilmu dan teknologi tersebut megampangkan insan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga kehidupannya akan lebih baik.
b.      Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Perubahan sosial budaya membawa perubahan pada tata nilai dan sikap masyarakat. Tata nilai dan sikap yang cenderung berubah yaitu dari pola pikir irasional ( tradisional ) menjadi rasional ( modern ). Misalnya doloe masyarakat berpandangan banyak anak banyak rejeki, kini pandangan tersebut sudah berubah.
c.       Meningkatnya kehidupan ke yang lebih baik
Perubahan sosial budaya sanggup meningkatkan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik, mencakup peningkatan pendapatan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
2.      Dampak Negatif Perubahan Sosial Budaya
Dampak negatif perubahan sosial budaya yaitu perubahan yang membawa dampak merugikan atau mengganggu kehidupan masyarakat, antara lain :
a.      Pola hidup konsumtif
Pola hidup konsumtif ialah pola hidup yang boros lantaran suka membelanjakan uang untuk membeli barang-barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan. Sikap ini semakin berkembang lantaran media periklanan baik cetak maupun elektronik yang mendorong mendorong masyarakat melaksanakan tindakan konsumtif.
b.      Sikap Individualistik
Sikap individualistik yaitu sikap yang mementingkan dirinya sendiri. Sikap ini terjadi lantaran persaingan hidup yang semakin keras dan berat sehingga membuat insan makin tidak peduli dengan insan yang lain, mereka spesialuntuk mementingkan kehidupannya sendiri. Sikap tampak kasatmata pada masyarakat perkotaan.
c.       Munculnya kesentidakboleh sosial
Kesentidakboleh sosial ini terjadi lantaran masyarakat yang lebih bisa atau kaya akan mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih baik, sehingga menimbulkan kesentidakboleh sosial yaitu adanya jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin yang semakin jauh.
d.      Sikap hidup kebarat-baratan
Sikap ini yaitu sikap yang menggandakan pola hidupnya orang barat yaitu orang Eropa dan Amerika tanpa mengindahkan budaya timur yang seharusnya diujnjung tinggi. Misalnya cara berpakaian dan bertingkah laris menyerupai orang Barat yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.
e.       Disintegrasi Sosial ( ketidakserasian sosial atau masyarakat ), yaitu ketidakserasian antar anggota masyarakat yang terjadi lantaran adanya perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Disintegrasi tersebut sanggup dikelompokkan sebagai diberikut :
a. Berdasarkan pelakunya :
1.      Disintegrasi masyarakat, menyerupai kemiskinan, pengangguran, korupsi, perkelahian antar kampung, dan sebagainya.
2.      Disintegrasi keluarga, menyerupai perceraian, pertengkaran keluarga
3.      Disintegrasi perorangan, menyerupai kebadungan remaja, pelacuran, mabuk-mabukan, pencurian
b. Berdasarkan bentuknya :
1.      Mestizo Culture, yaitu percampuran unsur-unsur kebudayaan yang tidak sama-beda sehingga menimbulkan ketidakserasian sosial. Hal ini terjadi lantaran seseorang menggandakan suatu budaya tetapi spesialuntuk luarnya saja tanpa mengetahui makna yang sesungguhnya. Misalnya orang desa yang membeli alat modern lantaran efek iklan, dengan tujuan untuk meningkatkan statusnya dan dianggap orang modern. Sedangkan kegunaan alat itu orang tersebut kurang tahu dan bahwasanya tidak dibutuhkannya. Akibatnya orang ini merasa tidak puas lantaran tidak mendapat ratifikasi masyarakat sebagai orang modern.
2.      Anomie, yaitu keadaan dalam masyarakat yang tidak ada pegangan terhadap tindakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Anomie juga sanggup diartikan keadaan masyarakat yang tanpa norma atau nilai, yang terjadi lantaran norma atau yang dimilikinya sudah memudar atau luntur sedangkan norma atau nilai yang gres belum terbentuk, sehingga masyarakat bertindak tanpa hukum atau anutan yang menimbulkan menimbulkan ketidakserasian dalam masyarakat.
3.      Cultural Lag, yaitu ketertinggalan unsur-unsur budaya dalam masyarakat lantaran pertumbuhannya tidak sama, ada yang cepat dan ada yang lamban sehingga menimbulkan ketidakserasian sosial pada masyarakat. Misalnya perbedaan perkembangan teknologi antara masyarakat yang satu dengan lainnya.

C. Proses Perubahan Sosial Budaya
Dalam suatu proses modernisasi, suatu proses perubahan yang direncanakan, melibatkan tiruana kondisi atau nilai-nilai sosial dan kebudayaan secara integratif. Atas dasar ini, tiruana fihak, apakah tokoh ? Tokoh masyarakat, formal atau non-formal, anggota masyarakat lainnya, apakah dalam skala individual atau pun dalam skala kelompok, seyogianya memahami dan menyadari, bahwa, mabadunga salah satu aspek atau unsur sosial atau kebudayaan mengalami perubahan, maka unsur-unsur lainnya mesti menghadapi dan mengharmonisikan kondisinya dengan unsur-unsur lain yang sudah berubah terlebih doloe.
Oleh lantaran itu mesti memahami dan menyadari bahwa sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan ada yang berkualifikasi norma (norm) dan nilai (value). Di mana norma skala keberlakuannya tergantung pada aspek waktu, ruang (tempat, dan kelompok sosial yang bersangkutan; sedangkan nilai (value) skala keberlakuannya lebih universal. Dalam tatanan masyarakat yang maju atau modern, maka nilai-nilai sosial dan kultural yang bersifat universal mendominasi dan mengisi tiruana mosaik kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

a.      Orientasi Perubahan
Yang dimaksudkan orientasi atau arah perubahan di sini mencakup beberapa orientasi, antara lain (1) perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru, (3) suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang sudah eksis atau ada pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa yang selain berupaya mengadakan proses modernisasi pada banyak sekali bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek; namun demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsa yang bermartabat.
Tidaklah jarang, bahwa tokoh-tokoh dan ungkapan-ungkapan yang bernuansa seni sastra pada masa lampau, baik suatu fenomena yang bernuansa imajinasi, yang ditampilkan oleh banyak sekali bentuk ceritera rakyat atau folklore. Semuanya lazim menyadarkan atau menampilkan nilai-nilai keteladanan, baik dalam aspek gagasan, aspek pengorganisasian dan acara sosial, maupun dalam aspek-aspek kebendaan. Aspek-aspek ini senantiasa dimuati oleh nilai-nilai kearifan dan kebijakan yang mempersembahkan contoh bagaimana orang mesti berfikir, berasa, berkarsa dan berkarya dalam upaya bertanggung tanggapan pada dirinya, pada sesamanya, dan pada lingkungannya, serta pada Sang Khalik Yang Maha Murbeng Alam ini. Nilai-nilai menyerupai inilah yang menjadi nuansa-nuansa dalam membagun kepribadian atau jatidiri sebagian besar masyarakat atau suatu kelompok bangsa dimanapun mereka berada.
Dalam memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor yang mempersembahkan kekuatan pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain yaitu sebagai diberikut, (1) suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang bisa menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau kecilnya produktivitas kerja itu sendiri, (2) adanya kemampuan untuk mentolerir adanya sejumlah penyimpangan dari bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas, alasannya yaitu pada hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin. Memang salah satu ciri yang hakiki dari makhluk yang disebut insan itu yaitu sebagai makhluk yang disebut homo deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas, (3) mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang bisa mempersembahkan penghargaan (reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi dalam diberinovasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek, (4) adanya atau tersedianya akomodasi dan pelayanan pendidikan dan petes yang mempunyai spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi tiruana fihak yang membutuhkannya.
Precedent dari suatu proses perubahan sosial tidak mesti diorientasikan pada warta kemajuan atau progress semata, alasannya yaitu tidaklah tidak mungkin bahwa proses perubahan sosial itu justru mengarah ke warta kemunduran atau kearah suatu regress, atau mungkin mengarah pada suatu degradasi pada sejumlah aspek atau nilai kehidupan dalam masyarakat yang bersangkutan. Suatu proses regresi atau kemunduran dan degradasi (luntur atau berkurangnya suatu derajat atau kualifikasi bentuk-bentuk atau niali-nilai dalam masyarakat), tidak spesialuntuk suatu arah atau orientasi perubahan secara linier, tetapi tidak jarang terjadi lantaran justru sebagai dampak sampingan dari keberhasilan suatu proses perubahan. Sebagai contoh perubahan aspek iptek, dari iptek yang bersahaja ke iptek yang modern (maju), mungkin menimbulkan kegoncangan-kegoncangan pada unsur-unsur atau nilai-nilai yang tengah berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, yang sering disebut sebagai culture-shock atau kejutan-kejutan budaya yang terjadi pada tatanan kehidupan suatu masyarakat yang tengah menghadapi banyak sekali perubahan.

b.      Modernisasi Sebagai Kasus Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Modernisasi, menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau membuat nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka diperperihalkan dengan nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity (modernitas), yang diartikan sebagai nilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal, itulah spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim diperperihalkan dengan konsep modern yaitu tradisi, yang berarti barang sesuatu yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi mencakup sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya tergantung pada (depend on) ruang (tempat), waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu. Artinya keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal menyerupai yang berlaku bagi nilai-nilai atau values. Sebagai contoh atau kasus, seyogianya insan mengenakkan pakaian, ini ialah atau termasuk kualifikasi nilai (value). Semua fihak cenderung mengakui dan menganut nilai atau value ini. Namun, pakaian model apa yang harus dikenakan itu? Perkara model pakaian yang disukai, yang disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang menjadi urusan norma-norma yang dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan dari kelompok ke kelompok akan lebih cenderung berguaka ragam.

D.    Teori Perubahan Social Budaya
Menurut William F. Ogburn, perubahan sosial mencakup beberapa aspek unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil maupun yang immaterial dengan menekankan efek yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang materiil terhadap unsur-unsur materiil, (Malihah, 101).
Kebudayaan materiil yaitu sumber utama kemajuan. Aspek kebudayaan non-materiil harus beradaptasi dengan perkembangan kebudayaan materiil, dan jurang pemisah antara keduanya akan menjadi problem sosial. Menurut Ogburn, teknologi yaitu prosedur yang mendorong perubahan, insan selamnaya berupaya memelihara dan meyesuaikan diri dengan alam yang senantiasa diperbaharui oleh teknologi, (Lauer, 1993: 224).

a.      Teori Materialis (Materialist Theory)
Ogburn memusatkan perhatian pada perkembangan teknologi dan ia menjadi populer lantaran berbagi wangsit terkena ketertinggalan budaya dan penyesuaian tak terelakkan dari faktor-faktor kebudayaan terhadap teknologi.
“Teori ketertingalan kebudayaan” ini melibatkan dua variable yang sudah menunjukkan penyeswuaian pada waktu tertentu. Tetapi lantaran penciptaan atau penemuan baru, salah satu variabel berubah lebih cepat daripada varuiabel lain. melaluiataubersamaini kata lain, bila laju perubahan bagian-bagian yang saling tergantung dari satu kebudayaan tidak sama, maka kita berhadapan dengan kondisi ketertinggalan kebudayaan, dan penyesuaian selanjutnya “kurang memuaskan” dengan tujuan yang dicapai mula-mula, (Lauer, 1993: 209).
Ketidakmampuan beradaptasi yang dikemukakan Ogburn ini berakibat bagi kualitas hidup manusia. Ia menyatakan ada dua jenis penyesuaian sosial. Pertama, penyesuaian antara banyak sekali serpihan kebudayaan. Kedua, enyesuaian antara kebudayaan dan manusia. Masalah penyesuaian insan terlihat dalam banyak sekali jenis ketegangan dan perampasan hak, kejahata, pelacuran, dan banyak sekali problem sosial lain yang ialah gejala ketidakmampuan beradaptasi dalam kehidupan sosial, (Lauer, 1993: 210).
Teori Materialis yang disampaikan oleh William F. Ogburn pada pada dasarnya mengemukakan bahwa:
1.      Penyebab dari perubahan yaitu adanya ketidakpuasan masyarakat lantaran kondisi sosial yang berlaku pada masa yang menghipnotis langsung mereka.
2.      Meskipun unsur-unsur sosial satu sama lain terdapat korelasi yang berkesinambungan, namun dalam perubahan ternyata masih ada sebagian yang mengalami perubahan tetapi sebagian yang lain masih dalam keadaan tetap (statis). Hal ini juga disebut dengan istilah cultural lag, ketertinggalan menjadikan kesentidakboleh antar unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan yang berubah lambat. Kesentidakboleh ini akan menimbulkan kejutan sosial pada masyarakat. Ketertinggalan budaya menggambarkan bagaimana beberapa unsur kebudayaan tertinggal di belakang perubahan yang bersumber pada penciptaan, penemuan dan difusi. Teknologi, berdasarkan Ogburn, berubah terlebih lampau, sedangkan kebudayaan berubah paling akhir. melaluiataubersamaini kata lain kita berusaha mengjar teknologi yang terus menerus berubah dengan mengadaptasi moral dan cara hidup kita untuk memenuhi kebutuhan teknologi. Teknologi menimbulkan terjadinya perubahan sosial cepat yang kini melanda dunia.
3.      Perubahan teknologi akan lebih cepat dibanding dengan perubahan pada perubahan budaya, pemikiran, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma yang menjadi alat untuk mengatur kehidupan manusia. Oleh lantaran itu, perubahan seringkali menghasilkan kejutan sosial yang yang apada gilirannya akan memunculkan pola-pola sikap baru, meskipun terjadi konflik dengan nilai-nilai tradisional.


BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
·         Antropologi yaitu salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari ihwal budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
·         Sosiologi yaitu salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari ihwal hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, memseriuskan kajiannya pada tugas dan kedudukan individu dalam masyarakat serta korelasi diantara keduanya.
·         Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat menghipnotis kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut terjadi pada banyak sekali bidang kehidupan, tingkah laris termasuk pola hidup anggota masyarakatnya.
·         Menurut William F. Ogburn, perubahan sosial mencakup beberapa aspek unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil maupun yang immaterial dengan menekankan efek yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang materiil terhadap unsur-unsur materiil, (Malihah, 101).
·         Kebudayaan materiil yaitu sumber utama kemajuan. Aspek kebudayaan non-materiil harus beradaptasi dengan perkembangan kebudayaan materiil, dan jurang pemisah antara keduanya akan menjadi problem sosial.

B.       Saran
Makalah ini dibentuk untuk memdiberi motivasi pada pembaca biar pembaca sanggup lebih memahami ihwal social antropologi social dan budaya, Semoga makalah ini berguna, masukan dan Koreksinya saya harapkan dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Selengkapnya Klik: DOWNLOAD