Senin, 24 September 2018

Makalah: Apes (Kelas Apes, Morfologi, Struktur, Fisiologi Danklasifikasi Vertebrata)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Aves)
Hampir setiap penggalan dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung mempunyai struktur internal yang ibarat masukang lebah, yang membuat mereka berpengaruh namun enteng. Adaptasi lain yang mengurangi berat burung yakni tidak adanya beberapa organ, contohnya : 
1.      Pada burung betina yang spesialuntuk mempunyai satu ovarium. 
2.      Selain itu burung modern juga tidak bergigi, suatu pembiasaan yang mengurangi bobot kepala. 
3.      Adaptasi lainnya mirip Makanan yang tidak dikunyah dalam verbal tetapi digerus di dalam empedal (organ pencernaan yang terletak akrab lambung). 
4.      Paruh burung yang terbuat dari keratin, terbukti sangat adaptif selama evolusi burung dan terdapat dalam bermacam-macam bentukyang sesuai dengan jenis kuliner yang tidak sama-beda. 
Saat terbang burung memerlukan berbagai pengeluaran energi dari metabolisme aktif. Burung ialah binatang endodermik yang memakai gerah metabolismenya sendiri untuk mempertahankan suhu tubuh yang hangat dan konstan. Bulu dan lapisan lemak pada beberapa spesies mempersembahkan penyekatan yang memungkinkan unggas untuk mempertahankan gerah yang dihasilkan dari metabolisme tersebut.
Sistem pernafasan yang efisien dan sebuah sistem peredaran darah dengan sebuah jantung empat-ruang menjaga semoga jaenteng tetap menerima suplai oksigen dan zat-zat kuliner yang mencukupi, sehingga mendukung laju metabolisme yang kuat. Paru-paru yang efisien mempunyai pipa halus yang menuju ke dan dari kantung udara lentur yang memmenolong memmembuang gerah dan mengurangi kerapatan tubuh.
Untuk penerbangan yang aman, dibutuhkan alat indera yang tajam untuk penglihatan. Burung mempunyai mata yang sangat bagus, mungkin yang terbaik diantara tiruana vertebrata. 
Secara proporsional, otak burung lebih besar dibandingkan dengan otak reptile dan amfibi, burung umumnya memperlihatkan sikap yang sangat kompleks. Tingkah laris burung umumnya sangat rumit selama trend kawin. Karena telur sudah bercangkang dikala dikeluarkan, fertilisasi harus terjadi secara internal. Kopulasi melibatkan kontak antara lubang pasangan kawin tersebut, yaitu lubang bukaan kloakanya masing-masing. Sesudah telur diletakkan, embrio burung harus dipertahankan dan dijaga supaya tetap hangat dengan di erami oleh induk betina, induk jantan, atau keduanya, bergantung pada spesies.
Adaptasi burung yang paling terang untuk terbang yakni akup. Sayap burung ialah Airfoil yang menggambarkan prinsip aerodinamika yang sama mirip akup pesawat terbang. Untuk menyediakan kekuatan untuk terbang, burung mengepakkan akupnya dengan cara kontraksi otot pectoral (dada) besar yang ditambatkanke suatu taju (keel) pada tulang dada. Beberapa burung, mirip burung rajpertamai dan elang, mempunyai akup yang diadaptasikan untuk meluncur spesialuntuk dengan menolongan pemikiran udara maupun tiupan angin dan spesialuntuk sekali mengepakkan akupnya. Burung lain mirip burung kolibri, harus mengepakkan akupnya terus menerus untuk mempertahankan dirinya tetap melayang di udara. Pada kedua kasus tersebut, bentuk dan pengaturan bulu itulah yang membentuk akup menjadi suatu airfoil.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kelas Aves
Kelas Aves yakni kelas binatang vertebrata yang berdarah gerah dengan mempunyai bulu dan akup. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang mengikuti keadaan untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dariempat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi alasannya yakni gigi-giginya sudah menghilang yang digantikan oleh paruh enteng dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur.
Kelas ini dimanfaatkan oleh insan sebagai. Aves adalahhewan paling dikenal orang alasannya yakni sanggup dilihat dimana-mana, aktif pada sianghari, dan unik dalam hal mempunyai bulu sebagai epilog tubuh. melaluiataubersamaini bulu itu tubuh sanggup mengatur suhunya dan berfungsi juga untuk terbang. melaluiataubersamaini kemampuan terbang itu aves mendiami tiruana tempat. Warna dan bunyi dari beberapa aves ialah daya tarik dan mempunyai nilai ekonomi.
Beberapa jenis aves ialah materi kuliner sebagai sumber protein. Ilmu yang mempelajari burung disebut Ornithologi. (Jasin, 1992).
Burung atau aves yakni salah satu kelompok yang paling banyak dan paling populer di dunia. Mereka berdarah gerah mirip mamalia tetapi lebihdekat kekerabatannya dengan reptil, mereka berkembang semenjak 135 juta tahun yang lalu. Semua burung lebih doloe bernenek moyang dari fosil burung pertama, yaitu Archaeopteryx. (Mac Kinnon, 1991).
Aves yakni vertebrata yang mempunyai ciri-ciri sebagai diberikut : adanya bulu yang menutupi tubhnya, anggota gerak depan sudah termodifikasi menjadi akup, anggota gerak belakang teradaptasi untuk berjalan, berenan dan bertengger, pada tungkai terdapat sisik, rahang bawah tidak mempunyai gigi,mulut termodifikasi menjadi paruh, jantung terdiri dari empat ruang, mempunyai kantong udara atau kantong hawa (air sac) yang berperan dalam memmenolong sistem pernapasan terutama pada dikala terbang, berkembang biak dengan bertelur (oviparous) (Novarino, 2009).
Begitu banyak ciri-ciri dari kelas aves ini.
Dasar penting untuk mengidentifikasi di lapangan ada beberapa cara yaitu :
1.      Menentukan ukuran sanggup dilakukan dengan membandingkan ukuran burung yang sudah dikenalumumya,
2.      Bentuk burung tersebut gemuk, langsing, mempunyai buntut, danleher pendek atau panjang, akup pendek dan membulat atau panjang dan meruncing,
3.      Susunan warna ada perbedaan yang konkret pada susunan warna atau tidak, punya garis mata atau tidak, punya garis pada akup atau tidak, dan ada atau tidaknya bintik pada badan,
4.      Berbentuk kerucut paruhnya, langsing,bulat, pendek, panjang, lurus atau melengkung,
5.      Kaki pendek, sedang, ataupanjang, berselaput atau tidak, berlobus atau tidak,
6.      Teknik yang tidak kalahpentingnya dalam mengidentifikasi burung yakni dengan mengenali suaranya.(Priyono, 1991).
Suara sebagian besar burung yakni seistimewa penampilannya. Apalagi pada beberapa spesies, mirip burung yang suka mengoceh, bunyi mungkin menjadi satu- satunya abjad diagnosa lapangan.
Seorang pengamat burung berjalan melintasi hutan biasanya akan mendengar jauh lebih banyak bunyi burung atau dari pada melihatnya. Ornithologiist yang andal mengabaikan info yang benar-benar penting kalau tidak mendengar untuk mengenal bunyi burung-burung yang tidak sama (Mac Kinnon, 1991).
Aves hidup di darat. Kelompok ini dibedakan menjadi dua menurut kemampuan terbangnya, yaitu karinata dan ratita. Burung yang tergolong karinata mempunyai taju dada (carina). Taju dada berfungsi menyokong ototdadanya yang besar. Otot dada mempersembahkan kekuatan terbang. Pada penguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang ialah karinata yang tidak terbang, otot dadanya dipakai untuk berenang di maritim mencari kuliner (Mac Kinnon, 1991).

B.     Morfologi Aves
a)      Struktur Bulu
Bulu yakni ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang ialah lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai penggalan epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat kuliner dan proses pengeenteng pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
·         Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
·         Plumae, Bulu yang sempurna.
·         Barbae
·         Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae mempunyai filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi memmenolong menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
·         Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
·         Calamus, yaitu tangkai pertama bulu.
·         Rachis, yaitu lanjutan calamus yang ialah sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan mempunyai jaenteng.
·         Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang ialah cabang-cabang lateral dari rachis.

Gambar Struktur Bulu Burung
Lubang pada pertama calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada dikala menetas disebut neossoptile, sedangkan sehabis pintar balig cukup akal disebut teleoptile.
Menurut letak dan posisinya, bulu aves dibedakan menjadi:
o   Tectrices, bulu yang menutupi badan.
o   Rectrices, bulu yang berada pada pertama buntut, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
Remiges, bulu pada akup yang dibagi lagi menjadi:
o   remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
o   Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
o   Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder tempat siku.
o   Parapterum, bulu yang menutupi tempat bahu.
Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus mirip bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada dikala burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk memmenolong mengisolasi gerah tubuh dan memmenolong menghangatkan telur dikala pengeraman.

C.    Fisiologi
1.      Sistem Rangka
a.      Struktur rangka
Burung mempunyai struktur tulang yang mengikuti keadaan untuk terbang.Adaptasi tulang burung yakni sebagai diberikut :
·         Burung mempunyai paruh yang lebih enteng dibandingkan rahang dan gigi pada binatang mamalia.
·         Burung mempunyai sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, mempunyai kegunaan sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
·         Tulang-tulang burung berongga dan enteng .Tulang-tulang tersebut sangat berpengaruh alasannya yakni mempunyai struktur bersilang.
·         Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
·         Tulang belakang bergabung untuk memdiberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan akup pada dikala terbang.
Burung juga mempunyai tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi akup.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan akup.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.

b.      Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
·         Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
·         Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
·         Tulang lengan : Untuk menggerakkan akup.
·         Tulang hasta : Tulang akup yang menghubungkan dengan tulang lengan.
·         Tulang pengumpil : Tulang akup yang menghubungkan dengan tulang lengan.
·         Korakoid : Penghubung tulang dada.
·         Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
·         Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
·         Pelvis : Penghubung tulang buntut.
·         Tulang buntut : Tulang penghubung dengan kloaka.
·         Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
·         Tulang paha : Untuk persendian.

2.      Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas susukan pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, binatang kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1.      Paruh: ialah modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan
2.      Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang ialah penghubung antara rongga verbal danTanduk.
3.      Faring: berupa susukan pendek,
4.      Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada penggalan ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan kuliner yang sanggup diisi dengan cepat,
5.      Lambung terdiri atas:
-         Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
-         Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal.
Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama kuliner vang mempunyai kegunaan untuk memmenolong pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”,
6.      Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.

-          Sistem Pencernaan burung
Pada verbal terdapat paruh yang sangat berpengaruh dan berfungsi untuk mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga verbal kemudian menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar . Disebut lambung kelenjar alasannya yakni dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi.Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.
Disebut lambung pengunyah alasannya yakni dindingnya mengandung otot-otot berpengaruh yang mempunyai kegunaan untuk menghancurkan makanan.Didalam hati,empedal sering terdapat kerikil kecil atau pasir untuk memmenolong mencerna kuliner secara mekanis. Kemudian,makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari- sari kuliner diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mem-punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu mempunyai kegunaan untuk memperluas tempat perembesan sari makanan. Sisa kuliner didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan balasannya dikeluarkan melalui kloaka.

-          Sistematis pencernaan kuliner pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.

3.      Sistem Pernafasan
Unggas dalam hal ini mengambil pola pada burung, burung mempunyai alat pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus skunder da pembuluh brokiolus. Bronkus primer berafiliasi dengan mesobronkus yang ialah bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus. Paru-paru burung mempunyai kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya kurang/lebih 0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada penggalan dalam. Paru-paru burung mempunyai ekspansi yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang mengisi tempat selangka dada atas, dada bawah, tempat perut, tempat tulang humerus, dan tempat leher.

Alat pernapasan yang terdiri atas:
a.       Lubang hidung
b.      Celah tekaka pada faring, berafiliasi dengan trakea.
c.       Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
d.      Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu sanggup juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang simpel bergetar.
Getaran selaput bunyi tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
e.       Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri
f.       Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
g.      Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat menolong pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berafiliasi dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk memmenolong pernapasan dan memmenolong membesarkan rongga siring sehingga sanggup memperkeras suara. Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai diberikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah.
Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menimbulkan udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara.
Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, menimbulkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu wangsit dan ekspirasi. Pertukaran gas spesialuntuk terjadi di dalam paru-paru. Untuk lebih jelas, dibawah ini akan dijelaskan bagaimana prosedur pernapasan pada burung.
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berafiliasi dengan sakus pneumatikus melalui mediator bronkus rekurens. Selain berfungsi sebagai alat menolong pernapasan dikala terbang, sakus pneumatikus juga memmenolong memperbesar ruang siring sehingga sanggup memperkeras suara, mencegah hilangnya gerah tubuh yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung perenang. Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi alasannya yakni gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menimbulkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu wangsit maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak sanggup berlangsung alasannya yakni tulang-tulang dada dan tulang rusuk ialah pertama pelekatan yang berpengaruh untuk otot-otot terbang. Akibatnya, wangsit dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya yakni dengan menggerak-gerakkan akup ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini sanggup menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan akup untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada insan spesialuntuk 15-20 kali permenit.
Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil pola peredaran darah burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai sentra peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan diberinti.
Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memdiberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang ialah sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah buntut menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan spesialuntuk satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.

Pembuluh balik atau vena dibedakan atas:
1.      Pembuluh balik tubuh penggalan atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
2.      Pembuluh balik tubuh penggalan bawah (vena kava inferior); membawa darah dari penggalan bawah tubuh ke jantung.
3.      Pembuluh balik yang hadir dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.

4.      Sistem Eksresi
Burung ialah salah satu binatang yang mempunyai manfaat yang tidak terhingga bagi insan diantaranya ada beberapa jenis burung mirip kalkun, bebek, angsa, ayam yang sudah dari doloe kita sudah terbiasa untuk mengonsumsi, baik daging dan telur yang mereka hasilkan sebagai kuliner yang mengandung protein yang baik bagi kesehatan tubuh manusia.
Sistem ekskresi pada aves bisa kita lihat pada jenis burung di mana burung mempunyai ginjal, paru-paru dan kulit, alat-alat tersebut ialah alat ekskresi. Bisa dilihat lebih jauh yakni bila Anda memelihara burung bahwa burung itu mempunyai ginjal yang warnanya coklat dan ginjal yang dimiliki burung yakni sepasang, jadi satu sama lain tentunya mempunyai fungsi yang saling menguntungkan.
Burung di dalam sistem pencernaannya akan mengeluarkannya dalam bentuk asam urat dan garam yang ialah hasil metabolisme yang sudah tidak diharapkan lagi oleh tubuh, sehingga dengan adanya sistem ekskresi pada aves ini akan megampangkan aves dalam beraktivitas dan juga semoga metabolisme tubuh pada aves bisa semakin sehat dan terpelihara dengan baik.

5.      Sistem Saraf
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada insan dan binatang menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat.
Susunan saraf sentra terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat penggalan ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar burung tidak sama dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini berafiliasi dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga sanggup menampung sejumlah neuron yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini mempunyai kegunaan bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra peserta rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam mempunyai retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang mempunyai banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai kemudahan yang baik

6.      Sistem Reproduksi
Kelompok burung ialah binatang ovipar. Walaupun kelompok burung tidak mempunyai alat kelabuin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
a.       Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis penggalan paling kranial. Pada trend kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibentuk dan disimpan spermatozoa.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen penggalan distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere penggalan posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berafiliasi dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.

b.      Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang spesialuntuk yang kiri, dan terletak di penggalan dorsal rongga abdomen.
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang spesialuntuk yang sebelah kiri,- bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; penggalan anterior yakni infundibulumyang punya penggalan terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya yakni magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrgua sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.

c.       Proses Fertilisasi
Pada burung betina spesialuntuk ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh tepat dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong peserta ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di tempat ujung oviduk pada dikala sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang sudah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di tempat oviduk, ovum yang sudah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur sanggup menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan memmenolong pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan memakai paruhnya. Anak burung yang gres menetas masih tertutup matanya dan belum sanggup mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam masukang.

d.      Fungsi bagian-bagian telur aves :
o   Titik embrio –> penggalan yang akan berkembang menjandi embrio
o   Kuning telur –> cadangan kuliner embrio
o   Kalaza –> menjaga goncangan embrio
o   Putih telur –> menjaga embrio dari goncangan
o   Rongga udara –> cadangan oksigen bagi embrio
Jantung burung gereja berdetak 460 kali dalam semenit. Suhu tubuhnya yakni 108°F (42°C). Suhu tubuh setinggi ini, yang bisa berakibat simpulan hidup pada binatang darat, sangat penting bagi kelangsungan hidup sang burung. Tingkat energi yang tinggi yang diharapkan oleh burung untuk terbang dihasilkan oleh metabolisme tubuh yang cepat ini.
Dari tiruana jenis hewan, burung (kelas Aves) termasuk salah satu binatang yang simpel dikenal oleh insan alasannya yakni keunikanya. Struktur yang paling menonjol pada burung yakni bulu yang khas (feathers). bekerja sebagaimana mestinya sebagai epilog tubuh dan sebagai isolator yang ikut mengatur suhu tubuh. Fungsi lainnya yakni memmenolong proses dikala terbang. Kemampuan terbang memungkinkan burung mendiami beberapa habitat yang tidak terjangkau oleh binatang lain. Warna dan bunyi burung yang indah sangat menarikdanunik perhatian manusia. Nama burung yang klasik dalam bahasa Yunani adalah ornis, dan dalam bahasa latin adalah aves. Studi wacana burung disebut ornithologi.

7.      Sistem Transportasi
Sistem transportasi pada binatang Aves hampir mempunyai kesamaan dengan sistem transportasi pada manusia, yaitu sistem transportasi Aves dan Manusia dibangun oleh dua organ penting mirip pembuluh darah dan jantung.

Aves menyatakan bahwa jantung pada binatang tersebut terdiri atas empat wilayah, diantaranya serambi kanan dan serambi kiri, serta bilik kanan dan bilik kiri. Di mana diantara keduanya dibatasi oleh sebuah sekat yang sangat sempurna.
Sekat yang terdapat diantara serambi dan bilik pada jantung Aves sangat bermanfaa untuk memisahkan udara yang mengandung oksigen dengan karbon dioksida, dengan demikian kedua udara tersebut tidak bercampur menjadi satu. Peredaran darah pada biologi kelas 10 Avesialah jenis peredaran darah ganda dan tertutup.

8.      Sistem sirkulasi Aves
Alat ekskresi burung yakni paru-paru, ginjal, kulit, dan kloaka. Paru-paru dan kulit berfungsi untuk memmembuang sisa ekskresi berupa karbon dioksida dan air. Burung mengekskresikan asam urat sebagai limbah nitrogen yang utama. Asam urat diekskresikan dalam bentuk pasta.
Burung mempunyai sepasang ginjal yang terletak di penggalan kiri dan kanan tulang pinggang. Urine yang dihasilakn dikeluarkan tubuh melalui kloaka.
Burung maritim mirip bangsa Pelican mempunyai organ perhiasan untuk tetap bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, burung ini minum air maritim yang mempunyai serius garam tinggi. Garam ini kemudian diekstrak oleh dua kelenjar garam yang terdapat di kepalanya dan dikeluarkan melalui lubang hidungnya. Cairan yang dikeluarkan dari kelenjar garam lebih asin daripada darah

D.     Ciri-Ciri Kelas Aves
a.       Tubuhnya tertutup oleh bulu yang khas (feathers)
b.      Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa akup yang berfungsi untuk terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan atau berenang. Tiap-tiap kaki umumnya mempunyai empat buah jari.
c.       Kerangkanya ialah material yang tipis, berpengaruh dan mengalami osifikasi yang sempurna.
d.      Mulutnya berupa paruh yang menonjol dengan selubung zat tanduk.
e.       Jantung terdiri dari empat ruangan (dua buah antrium dan dua buah ventriculus). Eritrosit bernukleus dengan bentuk oval dan bikonveks.
f.       Bernafas dengan paru-paru dan mempunyai kantong-kantong udara, kotak bunyi (syrinx) terdapat pada pertama trachea.
g.      Kantong air seni tidak ada, hasil ekskresi setengah padat, burung betina umumnya spesialuntuk mempunyai ovarium dan oviduct sebelah kiri saja.
h.      Nervus cranialis ada 12 pasang.
i.        Suhu tubuh teratur sehingga relatif tetap (homoiotherm).
j.        Fertilisasinya berlangsung di dalam tubuh burung betina. Sel telur ini dibungkus oleh cangkang  yang keras. Dalam perkembangan embrionalnya terdapat selaput mirip amnion, chorion, yolk sac dan allantois.

E.     Klasifikasi Vertebrata (Aves) :
Burung termasuk dalam kelas aves dan beranggotakan lebih kurang 9000 spesies. Meski burung tidak mempunyai gigi dan spesialuntuk mempunyai buntut, binatang ini mempunyai kesamaan ciri dengan reptil, mirip bentuk tubuh, sisik kaki, paruh yang keras dan termasuk binatang ovivar yang menghasilkan telur amniotik bercangkang keras.
Klasifikasi burung berdasarkan tipe paruh, habitat dan tingkah laku. Keberagaman terlihat dari beragamnya ordo, antara lain burung pemburu yang mempunyai paruh menukik dan cakar tajam, burung pantai yang mempunyai paruh yang ramping dan tajam serta tungkai yang panjang, burung pelatuk yang berparuh mirip pahat dengan tipe kaki penggenggam, burung air yang mempunyai jari bersirip dan paruh lebar, penguin yang memodifikasi akup mirip dayung, dan burung pengicau yang mempunyai tipe kaki untuk bertengger.
Burung adalah satu-satunya binatang modern yang berbulu. Bulu tersebut ialah modifikasi dari sisik reptile.
Ada dua jenis bulu, yaitu bulu terbang dan bulu bawah yang mempunyai kegunaan untuk menghalangi hilangnya gerah tubuh. Hal tersebut penting karenaburung termasuk binatang homeoterm yaitu binatang yang memelihara suhu konstan dan relative tetap tinggi. Sehingga tetap sanggup aktif walau cuaca dingin.
Berdasarkan susunan anatominya, bulu sanggup dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a.       Plumae,ialah bulu yang memdiberi dasar bentuk tubuh yang berada pada akup dan buntut, berfungsi untuk terbang.
b.      Plamulae,bulu yang terdapat pada burung yang masih muda dan pada burung yang sedang mengerami telur, berfungsi sebagai isolator (misalnya, suhu).
c.       Filoplumae, bulu yang mempunyai rambut. Bulu tersebbut tumbuh di seluruh permukaan tubuh. bekerja sebagaimana mestinya sebagai sensor.
Tubuh burung tidak sepenuhnya ditumbuhi oleh bulu. Sebagian permukaan kulit yang tidak berbulu disebut apteria sedangkan yang berbuku disebut pterilae.
Bentuk dan struktur tubuh burung sering dihubungkan dengan kemampuannya untuk terbang. Hal demikian berkaitan dengan dimilkinya tulang berronga udara yang sangat enteng. Paruh sanggup meggantikan fungsi rahang serta mempunyai leher ramping, tulang dada burung agak luas sesuai untuk penyeimbang tubuh dan dilengkapi oleh otot yang berpengaruh untuk terbang. Otot memperoleh energi melalui oksidasi di dalam tubuh. Oksigen tersebut mengalir satu arah melalui kantong udara (hawa) dan paru-paru. Fungsi kantong hawa (saccus pneumaticus) antara lain untuk memmenolong pernafasan ketika terbang, membungkus organ dalam semoga tidak kedinginan, mencegah hilangnya gerah terlalu banyak, mengatur berat jenis tubuh ketika berenang. Dan memmenolong memperkeras suara. Sistem peredaran darah ganda pad burung sudah lebih tepat alasannya yakni jantungnya terdiri atas empat ruang dan darah yang kaya O2 sudah terpisah dari darah miskin O2
Kemampuan terbang burung didukung oleh indra dan sistem saraf yang sudah berkembang dengan baik. Daya penglihatan burung sangat berpengaruh dan mempunyai refleks otot yang sangat baik. Adanya kemampuan terbang menimbulkan binatang ini sanggup bermigrasi dan mencari sumber kuliner sampai jauh dari habitat aslinya. Salauran pencernaan burung terdiri atas paruh, rongga mulut, taring esophagus, tembolok, lambung kelenjar, lambung pengunyah, usus halus, usus besar, dan kloaka. Tembolok ialah pelebaran dari esophagus.

Peranan aves bagi kehidupan manusia
Hampir seluruh potensi yang dimiliki burung sudah dimanfaatkan manusia, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun ekonomi. Daging dan telur unggas ialah sumber lemak dan protein yang dibutuhkan manusia. Keindahan kicauan dan warna jenis burung tertentu menimbulkan insan tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan hiasan kepala oleh sukusuku masyarakat di papua. Begitu juga kemempuan terbang beberapa jenis merpati dimanfaatkan untuk suatu hobi atau diperlombakan.
F.     Kelas Aves )

Klasifikasi
Nama
Catatan
Kerajaan
Animalia
Hewan: sistem Multicelular yang memdiberi makan oleh konsumsi.
Subkingdom
Eumetazoa
Hewan dengan tubuh yang terbuat dari dua atau lebih pihak simetris.
Cabang
Bilateria
Tubuh dengan dua sisi yang berlawanan simetris.
Divisi
Chordata
Chordata
Subphylum
Vertebrata
Vertebrata
Superclass
Gnathostomata
Vertebrata dengan rahang.
Kelas
Aves
Burung : Vertebrata dengan bulu.

1. Subclass Aves

Subclass
Deskripsi
Archaeornithes
Burung primitif
Enantiornithes
Burung Opposite
Benar burung

2. Subclass  Neornithes
Superorder
Nama Umum
Paleognathae
Ratities & tinamous
Neognathae
Terbang burung

BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Aves ialah salah satu jenis makhluk hidup yang ialah penggalan dari ekosistem, pada umumnya Aves berhabitat di darat akan tetapi ada pula yang mencari kuliner di air.  
Ciri-ciri Aves : 
1.      Anggota gerak depan Aves adalah akup 
2.      Berdarah gerah 
3.      Suhu tubuh tetap 
4.      Fertilisasi secara internal 
5.      Jantung 2 serambi dan 2 bilik 
6.      Sekatnya sempurna 
7.      Alat pernafasan paru-paru dan pundi-pundi hawa (untuk burung-burung yang terbang) 
8.      Testis sepasang berkembang dengan baik, sedangkan ovarium yang berkembang spesialuntuk sebelah kiri. 
9.      Rangka tubuh terdiri dari tulang-tulang yang berpengaruh dan meliputi udara

klasifikasi Aves :
1.      Sphenisciformes, contohnya penguin raja 
2.      Pelecaniformes, contohnya burung camar 
3.      Anseriformes, contohnyaangsa/soang 
4.      Galliformes, contohnya merak 
5.      Columbiformes, contohnya merpati

B.     Saran
Dalam system penulisan makalah ini Kami sebagai penulis belum sanggup mengakui bahwa makalah ini benar-benar tepat sesuai dengan aslinya, namun itu  penulis membutuhkan masukan dan keritikan untuk sanggup memperbaiki makalah ini, dan muda-gampangan makalah ini sanggup bermanfaa bagi penulis dan kepada generasi penerus bangsa. Secara global.

Selengkapnya Klik DOWNLOAD

Artikel Terkait

Makalah: Apes (Kelas Apes, Morfologi, Struktur, Fisiologi Danklasifikasi Vertebrata)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email