Minggu, 23 September 2018

Makalah: Penyakit Rabies Disebabkan Oleh Virus

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Rabies yaitu infeksi virus akut yang menyerang sistem saraf sentra (SSP)manusia dan mamalia dengan mortalitas 100%. Penyebabnya yaitu virus rabies yang termasuk genus Lyssa virus, famili Rhabdoviridae, Virus rabies terdapat dalam air liur binatang yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewanlainnya atu insan melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Banyak binatang yang bisa menularkan rabies kepada manusia. Yang paling sering menjadi sumber dari rabies yaitu anjing, binatang lainnya yang juga bisa menjadi sumber penularan rabies yaitu kucing, kelelawar, rakun, sigung, rubah. Penyakit rabies mempunyai gejala patognomik takut air (hydrophobia), takut sinar matahari ( photophobia), takut suara, dan takut udara (aerophobia). Gejala tersebut disertai dengan air mata berlebihan (hiperlakrimasi), air liur berlebihan (hipersalivasi), timbul kejang bilaada rangsangan, kemudian lumpuh dan terdapat tanda bekas gigitan binatang penular rabies.
Menurut laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia di Indonesia, masalah gigitan rabies ke Indonesia mencapai jumlah 20.926 masalah gigitan per tahun pada tahun 2010 yang terlaporkankepada Dinas-Dinas Kesehatan di seluruh Kabupaten di Indonesia.

B.     Rumusan duduk masalah
a.    Bagaimanakah yang dimaksud dengan penyakit rabies ?
b.    Apa penyebab dari penyakit rabies ?
c.    Bagamaina tanda-tanda klinis dan perjalanan penyakit rabies ?
d.    Bagaimana epidemiologi dari penyakit rabies ?
  1. Tujuan penulisan
a.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan penyakit rabies.
b.    Untuk mengetahui penyebab dari penyakit rabies.
c.    Untuk mengetahui tanda-tanda klinis dan perjalanan penyakit rabies.
d.    Untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit rabies.
e.    Untuk mengetahui penanganan penyakit rabies.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Penyakit Rabies

Rabies bukanlah penyakit gres dalam sejarah perabadan manusia. Catatan tertulis terkena sikap anjing yang tiba-tiba menjadi buas ditemukan pada Kode Mesopotamia yang ditulis 4000 tahun kemudian serta pada Kode Babilonia Eshunna yang ditulis pada 2300 SM.Democritus pada 500 SM juga menuliskan karakteristik tanda-tanda penyakit yang mirip rabies.
Aristotle, pada 400 SM, menulis di Natural History of Animals edisi 8, belahan 22
“anjing itu menjadi gila. Hal ini menimbulkan mereka menjadi agresif dan tiruana binatang yang digigitnya juga mengalami sakit yang sama.”
Hippocrates, Plutarch, Xenophon, Epimarcus, Virgil, Horace, dan Ovid yaitu orang-orang yang pernah menyinggung karakteristik rabies dalam tulisan-tulisannya.Celsius, seorang dokter di zaman Romawi, mengasosiasikan hidrofobia (ketakutan terhadap air) dengan gigitan anjing, di tahun 100 Masehi. Cardanus, seorang penulis zaman Romawi menandakan sifat infeksi yang ada di air liur anjing yang terkena rabies. Pada penulis Romawi zaman itu mendeskripsikan rabies sebagai racun, yang mana yaitu kata Latin bagi virus. Pliny dan Ovid yaitu orang yang pertama menandakan penyebab lain dari rabies, yang ketika itu disebut cacing lidah anjing (dog tongue worm). Untuk mencegah rabies di masa itu, permukaan lidah yang diduga mengandung "cacing" dipotong. Anggapan tersebut bertahan hingga era 19, ketika hasilnya Louis Pasteur berhasil mendemonstrasikan penyebaran rabies dengan menumbuhkan jaenteng otak yang terinfeksi di tahun 1885  Goldwasser dan Kissling menemukan cara diagnosis rabies secara modern pada tahun 1958, yaitu dengan metode antibodiimunofluoresens untuk menemukan antigen rabies pada jaenteng.

B.     Pengertian Penyakit Rabies

Penyakit Rabies atau penyakit anjing gila yaitu penyakit binatang yang menular yang disebakan oleh virus dan sanggup menyerang binatang berdarah gerah dan manusia. Pada binatang yang menderita Rabies, virus ditemukan dengan jumlah banyak pada air liurnya. Virus ini akan ditularkan ke binatang lain atau ke insan terutama melalui luka gigitan . Oleh lantaran itu bangsa Karnivora (anjing,kucing, serigala) yaitu binatang yang paling utama sebagai penyebar Rabies. Penyakit Rabies ialah penyakit Zoonosa yang sangat berbahaya dan ditakuti lantaran bila sudah menyerang insan atau binatang akan selalu berakhir dengan kematian.
Rabiesadalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf sentra yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu sanggup ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke insan melalu gigitan binatang contohnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.

c.       Epidemiologi
1.  Berdasarkan Orang
Rabies sudah menimbulkan maut pada orang dalam jumlah yang cukup banyak. Tahun 2000, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat sekurang-kurangnya 50.000 orang meninggal lantaran rabies, kepekaan terhadap rabies kelihatannya tidak berkaitan dengan usia, seks atau ras.
2.    Berdasarkan Tempat
Di Amerika Serikat rabies terutama terjadi pada musang, raccoon, serigala dan kelelawar. Rabies serigala terdapat di Kanada, Alaska dan New York. Kelelawar penghisap darah (vampir), yang menggigit ternak ialah belahan penting siklus rabies di Amerika latin. Eropa mempunyai rabies serigala, di Asia dan Afrika duduk masalah utamanya yaitu anjing gila.
Beberapa tempat di Indonesia yang ketika ini masih tertular rabies sebanyak 16 propinsi, meliputi Pulau Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung), Pulau Sulawesi (Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara), Pulau Kalimantan (Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur) dan Pulau Flores. Kasus terakhir yang terjadi yaitu Propinsi Maluku (Kota Ambon dan Pulau Seram).

3.    Berdasarkan Waktu
Rabies bisa terjadi disetiap animo atau iklim
D.    Penyebab Virus Rabies

 Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae yaitu spesialuntuk mempunyai satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis binatang yang berperan sebagai mediator penularan. Spesies binatang mediator bervariasi pada aneka macam letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui sanggup menjadi mediator rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin mempunyai tingkat rabies yang masih tinggi Hewan mediator menginfeksi inang yang bisa berupa binatang lain atau insan melalui gigitan.Infeksi juga sanggup terjadi melalui jilatan binatang mediator pada kulit yang terluka. Sesudah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaenteng non saraf, contohnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang.Pada rabies buas/ ganas, binatang yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak/tenang, binatang yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat petang, mengalami kejang dan susah bernapas, serta menawarkan kegalakan
Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang terkontaminasi virus rabies. Dua pekerja laboratorium sudah mengkonfirmasi hal ini sehabis mereka terekspos udara yang mengandung virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua masalah rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara lantaran tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.
Virus rabies terdapat dalam air liur binatang yang terinfeksi. Hewan ini memularkan infeksi kepada binatang lainnya atu insan melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Virus akan berpindah dari tempatnya masuk melalui saraf-saraf menuju ke medulla spinalis dan otak, dimana mereka berkembangbiak. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf menuju ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur Banyak binatang yang bisa menularkan rabies kepada manusia. Yang paling sering menjadi sumber dari rabies yaitu anjing; binatang lainnya yang juga bisa menjadi sumber penularan rabies yaitu kucing, kelelawar, rakun, sigung, rubah. Rabies pada anjing masih sering ditemukan di Amerika Latin, Afrika dan Asia, lantaran tidak tiruana binatang peliharaan mendapat vaksinasi untuk penyakit ini.
Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas atau rabies jinak.
Pada rabies buas, binatang yang terkena tampak gelisah dan ganas, kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak, semenjak pertama sudah terjadi kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total.

E.    Tanda -  Tanda Rabies Pada Hewan Dan Manusia
1)      Pada Hewan
Pada anjing dan kucing, penyakit Rabies dibedakan menjadi 2 bentuk , yaitu bentuk membisu (Dumb Rabies) dan bentuk ganas (Furious Rabies).

Tanda tanda Rabies bentuk membisu :
a)      Terjadi kelumpuhan pada seluruh belahan tubuh
b)      Hewan tidak sanggup mengunyah dan menelan makanan, rahang bawah tidak sanggup dikatupkan dan air liur menetes berlebihan.
c)       Tidak ada impian menyerang atau mengigit. Hewan akan mati dalam beberapa jam.

Tanda  tanda Rabies bentuk ganas:
a)       Hewan menjadi berangasan dan tidak lagi mengenal pemiliknya.
b)      Menyerang orang, hewan, dan benda-benda yang bergerak.
c)      Bila bangun sikapnya kaku, ujung dilipat diantara kedua paha belakangnya .
d)     Anak anjing menjadi lebih lincah dan suka bermain , tetapi akan menggigit bila dipegang dan akan menjadi ganas dalam beberapa jam.
2)      Pada Manusia
Tanda- tanda penyakit rabies pada manusia:
a)      Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara.
b)       Airmata dan air liur keluar berlebihan
c)       Pupil mata membesar.
d)      Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan
e)      Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang kemudian lumpuh dan hasilnya meninggal dunia.

F.   Manifestasi Klinis

Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari sehabis terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit yaitu 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia. Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang mempunyai risiko tinggi meliputi infeksi pada mukosa, luka di atas tempat pundak (kepala, muka, leher), luka pada jari tangan atau kaki, luka pada kelabuin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak. Sedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka, garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitar tangan, badan, dan kaki.
Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium :

a)   Stadium prodromal
Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, mirip infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, susah makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening (nausea), dan lain sebagainya.

b)   Stadium sensoris
Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada tempat luka gigitan, gerah, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur (hipersalivasi), dilatasi pupil, hiperhidrosis, hiperlakrimasi

c)   Stadium eksitasi
Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, simpel kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akhir adanya gangguan tempat otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita rabies terutama lantaran adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air
     d)  Stadium paralitik
                             Pada stadium paralitik sehabis melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menawarkan tanda kelumpuhan dari belahan atas tubuh ke bawah yang progresif.
                        Karena durasi penyebaran penyakit yang cukup cepat maka umumnya keempat stadium di atas tidak sanggup dibedakan dengan jelas.Gejala-gejala yang tampak terang pada penderita di antaranya adanya nyeri pada luka bekas gigitan dan ketakutan pada air, udara, dan cahaya, serta bunyi yang keras. Sedangkan pada binatang yang terinfeksi, gelaja yang tampak yaitu dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta ujung dilengkungkan di bawah perut.

G.    Diagnosis

Jika seseorang digigit hewan, maka binatang yang menggigit harus diawasi.Satu-satunya uji yang menghasilkan keakuratan 100% terhadap adanya virus rabies yaitu dengan uji antibodi fluoresensi pribadi (direct fluorescent antibody test/ dFAT) pada jaenteng otak binatang yang terinfeksi. Uji ini sudah dipakai lebih dari 40 tahun dan dijadikan standar dalam diagnosis rabies.Prinsipnya yaitu ikatan antara antigen rabies dan antibodi spesifik yang sudah dilabel dengan senyawa fluoresens yang akan berpendar sehingga megampangkan deteksi. Namun, kelemahannya yaitu subjek uji harus disuntik mati terlebih lampau (eutanasia) sehingga tidak sanggup dipakai terhadap manusia. Akan tetapi, uji serupa tetap sanggup dilakukan memakai serum, cairan sumsum tulang belakang, atau air liur penderita walaupun tidak mempersembahkan keakuratan 100%.Selain itu, diagnosis sanggup juga dilakukan dengan biopsi kulit leher atau sel epitel kornea mata walaupun hasilnya tidak terlalu sempurna sehingga nantinya akan dilakukan kembali diagnosis post mortem sehabis binatang atau insan yang terinfeksi meninggal.

H.       Penangan Penyakit Rabies
a)      Penanganan terhadap orang yang digigit (korban)
 Segera basuh luka gigitan dengan air membersihkan dan sabun atau detergen selama 10 hingga 15 menit (gigitan yang dalam disemprot dengan air sabun ) kemudian bilas dengan air yang mengalir , kemudian keringkan dengan kain membersihkan. Luka kemudian didiberi obat luka yang tersedia (misalnya betadin) kemudian dibalut dengan pembalut atau kain yang membersihkan. Korban secepatnya dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

b)      Penanganan terhadap binatang yang menggigit
Anjing, kucing dan k era yang menggigit insan atau binatang lainnya harus dicurigai menderita rabies. Terhadap binatang tersebut harus diambil tindakan sebagai diberikut :Bila binatang tersebut yaitu binatang peliharaan atau ada pemiliknya , maka binatang tersebut harus ditangkap dan diserahkan ke Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi selama 14 hari. Bila hasil observasi negatif rabies maka binatang tersebut harus mendapat vaksinasi rabies sebelum diserahkan kembali kepada pemiliknya. Bila binatang yang menggigit yaitu binatang liar (tidak ada pemiliknya) maka binatang tersebut harus diusahakan ditangkap hidup dan diserahkan kepada Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi dan sehabis masa observasi selesai binatang tersebut sanggup dimusnahkan atau dipelihara oleh orang yang berkenan , sehabis terlebih lampau didiberi vaksinasi rabies. Bila binatang yang menggigit susah ditangkap dan terpaksa harus dibunuh, maka kepala binatang tersebut harus diambil dan segera diserahkan ke Dinas Peternakan setempat untuk dilakukan investigasi laboratorium. Jika seseorang digigit hewan, maka binatang yang menggigit harus diawasi.

I.       Pengobatan Penyakit Rabies

Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis.Rabies sanggup diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menjadikan gejala.Bila tanda-tanda mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini.Kematian biasanya terjadi beberapa hari sehabis terjadinya tanda-tanda pertama. Jika terjadi masalah gigitan oleh binatang yang diduga terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera basuh luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit kemudian diberi antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan didiberikan suntikan tetanus. Orang-orang yang belum pernah mendapat vaksin rabies akan didiberikan suntikan globulin imun rabies yang dikombinasikan dengan vaksin.Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya disuntikan ke otot, biasanya di tempat pinggang.Dalam periode 28 hari didiberikan 5 kali suntikan.Suntikan pertama untuk memilih risiko adanya virus rabies akhir bekas gigitan. Sisa suntikan didiberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28.Kadang-kadang terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan vaksin.

J.   Pencegahan Penyakit Rabies

Pencegahan rabies sanggup dilakukan dengan memvaksinasi binatang peliharaan rutin, hindarimemelihara binatang liar di rumah, kalau anda bepergian ke tempat yang terserang rabies, segeralah ke sentra pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat vaksinasi rabies.
Vaksinasi idealnya sanggup mempersembahkan pemberian seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang mencakupko tinggi terhadap rabies harus mendapat takaran booster vaksinasi setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap binatang peliharaan mirip anjing juga ialah salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.
Pencegahan rabies pada insan harus dilakukan sesegera mungkin sehabis terjadi gigitan oleh binatang yang berpotensi rabies, lantaran bila tidak sanggup mematikan (letal) Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terserang virus atau segera sehabis terkena gigitan Sebagai contoh, vaksinasi bisa didiberikan kapada orang-orang yang mencakupko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu:  Dokter binatang ,Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi  Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di tempat yang rabies pada anjing banyak ditemukan
Para penjelajah gua kelelawar.
Menempatkan binatang peliharaan dalam sangkar yang baik dan sesuai dan senantiasa memperhatikan kemembersihkanan sangkar dan sekitarnya, Menjaga kesehatan binatang peliharaan dengan mempersembahkan kuliner yang baik , pemeliharaan yang baik dan melakukan Vaksinasi Rabies secara teratur setiap tahun ke Dinas Peternakan atau Dokter Hewan Praktek. Memasang rantai pada leher anjing bila anjing tidak dikandangkan atau sedang diajak berjalan-jalan.

K. Teknik pemeriksaan

·         Rabies atau penyakit anjing gila yaitu penyakit binatang yang disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan syaraf sentra binatang berdarah gerah dan manusia. Rabies bersifat zoonosa artinya penyakit tersebut sanggup menular dari binatang ke insan dengan tanda-tanda yang sangat memilukan. Virus Rabies dikeluarkan bersama air liur binatang yang terinfeksi dan disebabkan melalui gigitan atau jilatan.
Virus Rabies masuk ke dalam tubuh insan atau binatang melalui :
a.      Luka gigitan binatang penderita Rabies
b.      Luka yang terkena air liur binatang atau insan penderita Rabies

Tipe Rabies
a.      Rabies Ganas :
o   Tidak menuruti lagi perintah pemilik
o   Air liur keluar berlebihan
o   Hewan menjaadi ganas, menyerang atau menggigit apa saja yang dijumpai dan ujung dilengkungkan ke bawah perut di antara dua paha
o   Kejang-kejang kemudian lumpuh, biasanya mati sehabis 4 hingga 7 hari semenjak timbul tanda-tanda atau paling lama 12 hari sehabis penggigitan
b.      Rabies Tenang :
·         Bersembunyi di tempat petang dan sejuk
·         Kejang-kejang berlangsung singkat bahkan sering tidak terlihat
·         Kelumpuhan, tidak bisa menelan, lisan terbuka dan air liur keluar berlebihan
·         Kematian terjadi dalam waktu singkat
Perubahan umumnya terjadi di susunan syaraf pusat. Pada selaput otak tampak padat dan biasanya ditemukan adanya oedema. Pada binatang yang terkena Rabies apabila dibuka di tempat perut biasanya ditemukan benda ajaib seperrti kayu, kerikil atau sepotong logam. Sedangkan dilihat di bawah mikroskop akan ditemukan cytoplasmic inclusion bodies (Negri bodies) pada sel-sel syaraf. Pada umumnya banyak ditemukan di dalam hypocampus tetapi kadang kala juga ditemukan di ganglia.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa penyakit Rabies disebabkan oleh virus rabi. Biasanya yang lebih rentan terkena dewasa dan belum dewasa yang tinggal di tempat dimana anjing lebih banyak dari pada penghuni desa tersebut. Rabies yaitu penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan ke insan dari hewan) yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menginfeksi binatang domestik dan liar, yang menyebar ke orang melalui kontak bersahabat dengan air liur yang terinfeksi melalui gigitan atau cakaran.
Gejala rabies pada insan biasanya dipertamai dengan demam, nyeri kepala, susah menelan, hipersalivasi, takut air, peka terhadap rangsangan angin dan suara, kemudian diakhiri dengan kematian. Biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari sehabis terinfeksi.
B.   Saran
Untuk mencegah penyakit ini sanggup kita lakukan vaksinasi terhadap hewan-hewan mirip Anjing, Monyet, Kucing, Musang dll. Dan apabila tergigit oleh binatang tersebut maka kita harus cepat tanggap untuk menetralisir virus tersebut.



                                                            DAFTAR PUSTAKA


kumpulan-makalah11.blogspot.com/search?q=perut]].
http://www.antarguaws.com/diberita/1256562409/waspadai-rabies

Selengkapnya Klik DOWNLOAD

Artikel Terkait

Makalah: Penyakit Rabies Disebabkan Oleh Virus
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email