Selasa, 25 September 2018

Perbandingan Ciri-Ciri System Kesehatan Dilihat Dari Pelayanankesehatan Negara Indonesia Dan Jepang

Menurut UUD 1945 pasal 28 H ayat 1, kesehatan  ialah hak asasi insan dan investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu  perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh supaya terwujud masyarakat yang sehat, sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan berkeadilan. Dalam pasal 34 disebutkan bahwa negara bertanggung balasan atas penyediaan kemudahan pelayanan kesehatan dan kemudahan pelayanan umum yang layak yang salah satunya diwujudkan dengan pembangunan Puskesmas dan jaentengnya.

A. Pelayanan Kesehatan Negara Indonesia
1.       pertolongan Operasional Kesehatan (BOK)
Adalah menolongan dana dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam memmenolong pemerintahan kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) BidangKesehatan menuju  Millennium Development Goals(MDGs) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaentengnya serta  Poskesdes dan Posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
2.       MDGs
Millennium Development Goals (MDGs) ialah kesepakatan global untuk mengupayakan pencapaian delapan tujuan bersama pada tahun 2015.
3.       SPM Bidang Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal  (SPM)  Bidang Kesehatan ialah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah tempat kabupaten/kota.
4.       Upaya Kesehatan Preventif
Adalah  suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu dilema kesehatan/penyakit.
5.       Upaya Kesehatan Promotif
Adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, supaya mereka sanggup menolong dirinya sendiri, serta berbagi kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
6.       Tugas Pemmenolongan
Adalah penugasan dari pemerintah kepada tempat dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk melaksanakan kiprah tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabankan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
7.       Dana Tugas Pemmenolongan
Adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh tempat dan desa yang mencakup beberapa aspek tiruana penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pemmenolongan.
8.       Bahan Kontak
Adalah materi yang digunakan sebagai pendekatan pengenalan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat khususnya  untuk komunitas moral terpencil atau masyarakat terasing, contoh: pemdiberian sabun, pasta gigi, sikat gigi, handuk kecil.
9.       Belanja Barang
Adalah pengeluaran  untuk menampung pembelian alat tulis kantor (ATK) dan penggandaan, pembelian konsumsi rapat,  biaya transportasi,  pembelian materi kontak dan pemeliharaan enteng.
10.   Biaya Transportasi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tempat kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas dan jaentengnya serta Poskesdes dan Posyandu, baik memakai masukana transportasi umum  atau masukana transportasi yang tersedia di wilayah tersebut ataupenggantian materi bakar minyak atau jalan kaki ke desa yang terpencil/sangat terpencil.
11.   Pemeliharaan Ringan
Adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan  enteng  Puskesmas dan  jaentengnya, meliputi: pemeliharaan enteng alat kesehatan Puskesmas, masukana sanitasi dan air membersihkan  Puskesmas, masukana instalasi listrik Puskesmas, masukana dan ruang pelayanan Puskesmas serta pembelian barang lainnya menyerupai seprai, baskom dan sapu.
12.   Surat Pernyataan Riil
Adalah  surat  untuk bukti pengeluaran perjalanan dinas yang tidak sanggup dibuktikan dengan dokumen pengeluaran/kuitansi.
13.   Uang Harian
Adalah uang yang sanggup digunakan sebagai uang makan dan uang saku petugas.
14.   Uang Penginapan
Adalah biaya yang  dibutuhkan untuk mengganti biaya menginap di penginapan ataupun rumah penduduk dalam rangka melaksanakan kegiatan ke desa terpencil/susah dijangkau.

      B. Pelayanan Kesehatan Negara Jepang
            Secara keseluruhan di Jepang pelayanan kesehatan sangat baik, namun demikian tidakbolehlah kaget bila si pasien harus membayar kepada rumah sakit yang melayani kesehatan itu dengan sangat mahal. Hal ini tentunya apabila si pasien tidak memiliki asuransi, Untuk mengurangi beban pembayaran kesehatan yang sangat mahal itu, di Jepang tiap anggota keluarga sangat dianjurkan untuk masuk asuransi. Pemerintah akan menjamin sepenuhnya bila si pasien sakit tetapi memiliki asuransi, untuk dilayani dengan sebaik-baiknya di rumah sakit tanpa si pasien harus memikirkan pembayaran yang sangat mahal.
                Demikian pula bagi mahasiswa aneh untuk masuk asuransi ini sangat dianjurkan terutama untuk mahasiswa yang membawa keluarga. Untuk mahasiswa aneh ini meskipun sudah memperoleh asuransi dari Monbukagakusho sebaiknya yang bersangkutan masuk lagi ke dalam asuransi yang lain menyerupai contohnya Asuransi Penduduk (Kokumin Hoken).
                Asuransi dari Monbukagakusho spesialuntuk berlaku bagi yang berguru saja, tidak termasuk untuk keluarga. Untuk pembayaran kokumin hoken di kota memang jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan di daerah. Sebagai contoh, pembayaran kokumin hoken bagi mereka yang tinggal di kota Kyoto ialah sekitar ¥ 40.000 per tahun per orang, sedangkan di tempat spesialuntuk sekitar ¥ 24.000 per tahun per keluarga. Jumlah keluarga yang diasuransikan di sini ialah untuk kepala keluarga, istri ditambah maksimum dua orang anak. Pembayaran asuransi ini dilakukan dengan dicicil setiap dua bulan.
1.       Keuntungan Mempunyai “Kokumin Hoken”.
             Asuransi dari Monbukagakusho meskipun bisa di klaim tetapi uang penggantinya, sebanyak lebih kurang 80% akan didiberikan setelah 1-2 bulan kemudian. Hal ini membawa konsekuensi terhadap para mahasiswa bahwa untuk setiap berobat harus membayar doloe dari uang sendiri. Padahal sekali berobat di Jepang, untuk penyakit flu saja misalnya, tidak kurang dari ¥ 10.000 sedangkan bila memiliki kokumin hoken spesialuntuk membayar sekitar ¥ 1.000. Uang pembayaran untuk berobat menurut kokumin hoken ini bisa diklaim kembali kepada asuransi dari Monbukagakusho. melaluiataubersamaini demikian dari yang seharusnya membayar ¥ 10.000 pada selesai si mahasiswa secara riil spesialuntuk membayar ¥ 200. Penggantian biaya pengobatan bagi mahasiswa aneh didiberikan apabila mereka mengikuti National Health Insurance dan sudah mendaftarkan diri ke AIEJ melalui bab mahasiswa aneh di akademi tinggi masing-masing.
2.       Hal-hal yang tidak sanggup diklaim dalam Sistem Asuransi di Jepang.
              Di negara yang sudah maju, termasuk, termasuk Jepang, tidak tiruana pembayaran untuk berobat sanggup diklaim kepada Asuransi. Seperti contohnya biaya untuk berobat pada waktu hamil, berobat untuk keperluan kecantikan, mengganti dua gigi yang paling depan (gigi seri), dan frame untuk kacamata tidakboleh sekali-kali diklaim asuransi.
3.       Pencegahan Penyakit.
         Para mahasiswa yang berguru di luar negeri tentunya memiliki tujuan untuk memperdalam ilmu di bidang keahliannya. Karena memiliki tujuan ini maka para mahasiswa perlu melaksanakan pencegahan penyakit secara dini alasannya ialah bila sekali terkena penyakit berat sudah barang tentu akan mengganggu di dalam kegiatan studinya. Dari pengalaman mahasiswa Jepang sendiri, salah satu pencegahan terhadap penyakit ini dilakukan menurut disiplin terhadap waktu makan. Pada umumnya orang Jepang beropini bahwa makan itu tidakboleh lantaran lapar tetapi lantaran suatu keharusan. Kaprikornus disiplin terhadap waktu makan harus tetap dipertahankan. Seperti diketahui di negara-negara sub tropis yang memiliki 4 musim. Adanya perubahan iklim ini sering menjadikan para mahasiswa dari tempat tropis beserta keluarganya mengalami stress, dan tidak jarang di antara anggota keluarga mahasiswa tersebut ada yang hingga mengalami sakit cukup berat. Keadaan ini bergotong-royong bisa diatasi bila makan dari masakan yang cukup bergizi secara terus diusahakan.

Artikel Terkait

Perbandingan Ciri-Ciri System Kesehatan Dilihat Dari Pelayanankesehatan Negara Indonesia Dan Jepang
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email